Review Alien on Vacation
Penulis : Clete Barrett Smith
Penerjemah : Justine Tedjasukmana
Penyunting : Fenty Nadia
Penyelaras aksara : Ida Wajdi
Pewajah Isi : Aniza Pujiati
Penerbit : Atria
Cetakan Pertama : Juni 2012
Tebal : 311 hlm.
ISBN : 978-979024-501-3
Ketika taksi berhenti di depan kediaman Grandma, aku ingin membenamkan wajah ke kursi mobil dan bersembunyi menahan malu. Aku mengedipkan mata berkali-kali, tetapi pemandangnnya tetap tidak berubah. Dari semua tempat yang aku pernah dibuang oleh orangtuaku selama musim panas, inilah yang paling jelek.
Seorang anak bernama Scrub alias David Elliot yang mempunyai pendapat di atas. Ia merasa bahwa liburan musim panasnya tidak akan menyenangkan ketika orangtuanya mengirimnya jauh-jauh dari Tampa, Florida ke rumah berlabel PENGINAPAN ANTARGALAKSI milik seseorang yang kata silsilah keluarga adalah Grandmanya atau lebih tepatnya Ibu dari Ayahnya. Rumah tiga lantai bergaya victorian dengan pagar putih dan kursi goyang di beranda yang mengililingi bangunan, lengkap dengan cat hitam legam, dan lukisan bergambar taburan komet, dan bintang dan planet di setiap sisi yang seperti dilukis dengan cat kuku yang berkilau adalah gambaran dari penginapan aneh milik Grandmanya tersebut.
Banyak hal berkecamuk dalam benak Scrub ketika berjalan menuju gerbang depan rumah aneh itu. Tentang Tyler, tentang taruhan mereka, tentang tim basket, dan tentang akan bagaimana liburan musim panasnya berlangsung di tempat seperti ini;
“Jadi apa yang akan kuhadapai di tempat ini? Sherif yang curiga, pria yang gemar mengendus kotak surat, dan paparazzi desa. “Kota ini jelas-jelas tahu cara menyambut pengujung.” (11)
“Lalu, sebuah pikiran menakutkan terbayang di otakku. Aku membuka laptopku dan menyalakannya. Aku menekan tombol “sambungan ke internet” , dan setelah lima belas detik yang menegangkan, aku mendapatkan kabar buruk: Tidak ada koneksi wireless yang tersedia. Aku memeriksa telepon genggamku. Tak ada sinyal.” (26)
Coba bayangkan, akan seperti apa liburan tanpa handphone dan koneksi internet???
Dan plat dari tembaga yang dipajang di dinding membuatnya menyernyitkan dahi dan semakin bertanya-tanya, sebenarnya tempat apa ini????
Peraturan bagi pengunjung :
Dilarang meninggalkan barang bawaan
Jangan membawa pergi apa pun
Berpakaian yang pantas
Dua lengan, dua kaki, satu kepala
Tidak diperbolehkan melukai penduduk lokal
Penasaran sebenarnya tepat apa ini? Baca saja bukunya.
Setelah semuanya terungkap, berangsur-angsur perasaan was-was Scrub tentang bagaimana jadinya liburan musim panasnya kali ini menghilang seiring dengan sikap Grandma yang selalu membuatnya merasa dibutuhkan, merasa dipercaya, dan memberinya tanggung jawab terhadap tamu-tamunya yang “tidak biasa” itu. Pertemuannya dengan Amy semakin membuatnya yakin bahwa liburannya kali ini tidak akan sehampa bayangannya.
Namun tentu saja sebuah kisah pasti ada masalahnya. Masalah pun muncul akibat dari keteledoran Scrub yang meninggalkan tamu-tamu Grandma yang “tidak biasa” itu di hutan sendirian. Mereka berputar-putar mencari Scrub dan menimbulkan kegaduhan dari peserta pramuka yang melihat cahaya hijau yang terasal dari tubuh mereka. Masalah besar mau tidak mau harus ditanggung oleh Scrub dan Grandma, serta semua pengunjung penginapan, ketika sherif dan segerombolan orang menyerbu penginapan. Suasana mencekam, apalagi banyak wartawan dan stasiun tv yang meliput. Keadaannya bisa dibilang seperti telur di ujung tanduk. Namun betapa briliannya Scrub, ia bisa mengatasi semua masalah itu dengan cara yang menurut saya amat jenius. Mau tahu bagaimana caranya? Baca saja bukunya :D
Saya sangat suka dengan karekter Scrub. Dia berusaha tenang dan dewasa dalam menghadapi masalah. Saya kurang tahu sebenarnya dia ini usianya berapa ya. Kalau dilihat dari kovernya mungkin sekitar 13 tahun atau bisa dibilang SMP? Yah, mungkin saja. Buku ini banyak mengajarkan tentang sebuah pemikiran dewasa yang digambarkan dari karakter Scrub. Penerjemahan yang tepat dari sikap orang lain terkadang akan membuat kita tepat pula dalam memberikan sikap balasan. Dan itu penting. Berusaha berpikir positif dan memikirkan kemungkinan-kemungkinan yang terjadi membuat seseorang bisa memilih tindakan mana yang harus ia pilih.
Beberapa kalimat yang “ngena” buat saya mungkin malah kalimat-kalimat sepele seperti ini. Mungkin karena memang pas dengan hal-hal di kehidupan saya akhir-akhir ini #Eaaa
“Kesuksesan adalah hasil dari pikiran yang berlatih dengan baik....” (7)
“Normal adalah pemikiran sempit di bumi ini.” (79)
“Alam semesta akan mencukupi kebutuhan kita. Selalu demikan, dan aku rasa alam ini akan tetap selalu menyediakan.” (274)
“... Itu membantuku untuk menyadari bahwa segala hal mungkin terjadi.” (284)
TENTANG PENULIS :
CLETE BARRETT SMITH bergabung dengan setiap tahap kehidupan manusia di daerah barat laut di tanah bernama Amerika. Setelah besar, dia mempelajari sastra planet ini dan teknik menulis di Vermont College of Fine Arts. Saat ini, dia bertempat tinggal di Bellingham, Washington, bersama istri manusianya (apa ini? apa dia punya istri yang bukan manusia? (۳˚Д˚)۳ ) dan dua orang putri mereka. Untuk lebih lanjut, kunjungi websitenya di www.cletebarrettsmith.com
Komentar
Posting Komentar