Review : Hold Me Closer, Necromancer
Judul : Hold Me Closer, Necromancer
Penulis : Lish McBride
Penerjemah: Berliani M. Nugrahani
Penyunting: Pujia Pernami
Pewajah Isi : Aniza Pujiati
ISBN : 978-979-024-481-8
Tebal : 448 Halaman
Harga : Rp 55.000
Penerbit : Atria
Cetakan I : Juni 2011
Perkenalkan, Samhain Corvus Lacroix atau biasa dipanggil Sam. Cowok biasa berusia 18 tahun yang sedang meniti karir di dunia makanan cepat saji. Ia tidak pernah menyadari bahwa dirinya adalah seorang Necromancer. Seseorang yang bukan hanya mempunyai kemampuan untuk membangkitkan mayat, tapi juga mendatangkan sekaligus berkomunikasi dengan arwah. Sampai suatu ketika, saat kedai makanan cepat saji di mana ia bekerja bersama ketiga temannya, didatangi oleh seorang pria tidak dikenal. Pria itu bernama Douglas Montgomery dan ia adalah satu – satunya necromancer utama di Seattle. Douglas mengetahui bahwa Sam juga memiliki kemampuan seperti dirinya, sebuah kekuatan besar untuk menjadi seorang necromancer yang hebat. Mengetahui hal itu, akhirnya Douglas memberikan pilihan pada Sam―untuk menjadi muridnya dan mereka berdua bisa menguasai dunia, atau berakhir menjadi zombie bila Sam menolak tawaran tersebut.
Sam pun menolak dan malah bersikap cuek. Sampai akhirnya akibat pertama yang Sam terima atas penolakan terhadap Douglas adalah merelakan kepala Brooke, teman kerja Sam untuk dipenggal. Kemudian Douglas mengirimkan kepala itu kepada Sam. Namun anehnya, kepala itu masih bisa bicara dan malah menegur agar Sam tidak bereaksi secara berlebihan ketika melihatnya (kepala Brooke) ada di sebuah kotak yang sekarang sudah dijatuhkan Sam.
Selanjutnya adalah usaha-usaha Sam untuk menjauh dari tekanan Douglas. Hingga suatu ketika Sam masuk ke dalam perangkap Douglas dan dipenjara bersama seorang gadis―yang juga seekor hybrid serigala. Briddin atau Brid.
"Terlebih lagi, kau bugil. Dan walaupun aku akan membenci diriku karena ini nanti, bisakah kau memakai bajumu? paling tidak untuk sementara waktu, agar aku bisa berpikir. Setelah itu, kau boleh langsung telanjang lagi. Semaumu. Aku sepenuhnya merestui."
Membaca kalimat di atas membuat saya membayangkan bahwa Sam adalah sosok yang sama seperti Kyo. Dan Brooke adalah Aya, keduanya adalah karakter dalam sebuah manga berjudul Fruits Basket. Tingkah dan cara bicara mereka sama. Namun, ketika saya membaca kemampuan yang dimiliki seorang necromancer, pikiran saya langsung tertuju pada sebuah manga karangan Tite Kubo yang berjudul Bleach. Dan tentu saja itu membuat saya mengenang sosok Ichigo Kurosaki, seorang pelajar SMA yang bisa melihat arwah.
Dari awal saya sudah bilang kalau saya suka sekali buku atau film yang bersentuhan dengan hal-hal mengenai bunuh-membunuh. Cewek sadis kah saya? Oh, lupakan pertanyaan itu. Kembali ke review, selain cerita yang lekat dengan arwah dan kesadisan, cerita ini juga lucu karena penulis menuangkan komedi ala Amerika dalam gaya bicara diutarakan tokoh-tokohnya, terutama Brooke dan Sam.
Awalnya saya sempat underestimate dengan buku ini. Buku dari Atria. Mengingat buku pertama dari Atria yang saya baca yang berjudul The Enchanted Castle terdapat banyak sekali typo dan ada beberapa penerjemahan yang menurut saya kurang pas. Namun saya mulai berubah pikiran setelah membaca buku ini. Saya bisa lancar membacanya. Entah karena mood atau karena pikiran saya sedang tidak banyak beban, atau memang buku ini bagus. Yang jelas, yang suka buku ini :D
Mengenai cover-nya, saya lebih suka cover versi Atria dibanding sampul aslinya. Sampul aslinya bisa dilihat di bawah ini :
Saya selalu tidak suka dengan cover buku yang bergambar manusia seperti di atas. Entah kenapa, kesannya kok gimana gitu. Finally, saya beri 4 dari 5 bintang :))
Terima kasih ibu peri yang sudah menghadiahkan buku bunuh-bunuhan ini. #Ngik ngik ngik :D
Komentar
Posting Komentar